Selasa, 29 Maret 2011

Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani (Purworejo, 19 Juni 1922) - Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (setingkat Sekolah Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd. Jakarta. Sekolah ini dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Achmad Yani kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif di Bogor. Dari sana ia mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.
 
Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang kemerdekaan. Achmad Yani berhasil menyita senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto. ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukan Achmad Yani yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia dipercayakan memegang jabatan sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu. Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia diserahi tugas untuk melawan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun berhasil dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia kembali ke Staf Angkatan Darat.

Pada tahun 1955, Achmad Yani disekolahkan pada Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Pada tahun 1956, ia juga mengikuti pendidikan selama dua bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus untuk memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, ia diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.
 
Achmad Yani selalu berbeda paham dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai. Oleh karena itu, ia menjadi salah satu target PKI yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat melalui Pemberontakan G30S/PKI (Gerakan Tiga Puluh September/PKI). Achmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Jenazahnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur dan dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Achmad Yani gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.
Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani merupakan salah satu Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S-PKI dan mendapat gelar Pahlawan Revolusi Indonesia oleh pemerintah NKRI.

Nama : Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani
Lahir : Jenar, Purworejo, 19 Juni 1922
Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965
Dikebumikan : Taman Makam Pahlawan Kalibata

Ayah : Sarjo bin Suharyo
Ibu : Murtini
Pendidikan Formal :
  • HIS ( Setingkat SD ) Bogor. Tamat Tahun 1935
  • MULO ( Setingkat SMP ) Kelas B Afd, Bogor. Tamat Tahun 1938
  • AMS ( Setingkat SMA ) Bagian B Afd, Jakarta. Berhenti Tahun 1940 hanya sampai kelas 2 sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pendidikan Militer :
  • Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif di Bogor. Dari sana ia mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan.
  • Tahun 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang.
  • Tentara Pembela Tanah Air ( PETA ) di Bogor.
  • Command and General Staf College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA. Tahun 1955
  • Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1956
Jabatan terakhir : Menteri Panglima Angkatan Darat ( Men/Pangad ) sejak Tahun 1962

Bintang Kehormatan :
  • Bintang RI Kelas II
  • Bintang Sakti
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
  • Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
  • Satyalancana G.O.M, I danVI
  • Satyalancana Sapta Marga ( PRRI )
  • Satyalancana Irian Barat ( Trikora )
  • Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia ( 1958 ) dan lain-lain.
 
 
Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi

Senin, 28 Maret 2011

Dua Presiden Indonesia yang belum Kita ketahui

Indonesia, menurut catatan sejarah, hingga saat ini sebenarnya sudah dipimpin oleh delapan presiden. Lho, kok bisa.?
Lalu siapa dua orang lagi yang pernah memimpin Indonesia.?
Dua tokoh yang terlewat itu adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Keduanya tidak disebut, bisa karena alpa, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).

Pada tanggal 19 Desember 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara

Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, saat itu Soekarno – Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 jam 6 pagi Belanda telah mulai serangannya atas Ibu Kota Djogjakarta. Jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.

Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.

Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI “diproklamasikan” . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim. Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.

Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.

Mr. Assaat

Mr. Assaat
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.

Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.
 
Dengan demikian, urutan Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.  

Hoby Aneh 6 Pemimpin Terbrutal Di Dunia

6 Pemimpin Terbrutal Di Dunia

Para pemimpin ini, terkenal karena kekejamannya. Namun setiap manusia selalu memiliki sisi uniknya, tanpa pandang bulu dan ini dia, hobi unik para pemimpin tersebut. Di mulai dari urutan ke-6:

6. Hitler Mencintai Disney dan Sketsa
Hitler dulunya sebagai seorang seniman, beberapa karyanya pernah muncul sebelumnya, sketsa-sketsa baru ditemukan tahun 2008, memberikan sedikit cahaya kepada sifatnya yang brutal sebagai pemimpin.

Sketsanya mengenai dua dari tujuh kurcaci yaitu bashful dan doc, dan juga sketsa pinokio, yang belum ditandatangani.

Hitler bukan hanya penggemar biasa. Dia memiliki salinan copy dari Snow white, dan menurutnya film ini adalah film yang paling hebat yang pernah dibuat. Kesukaannya pada hal yang berbau disney, diketahui dengan baik oleh Joseph Goebbels, (Mentri Propaganda NAZI) monster terbesar kedua dalam sejarah. Goebbels menghadiahi Hitler perlengkapan Mickey Mouse. Dalam buku hariannya Goebbels menulis bahwa Hitler sangat senang dengan hadiahnya."Dia bertepuk tangan kegirangan, dan secara cepat ia masuk ke kamarnya untuk mengenakan kuping Mickey Mouse dan piyama Donald Duck.

5.Osama Bin Laden dan Bola Voli
Osama Bin Laden yang menjadi buronan nomor satu Amerika, karena dianggap sebagai dalang serangan 11 September 2001 (9/11), ternyata piawai dalam bermain voli.

Informasi ini didapat dari mantan pengawal pribadi Bin Laden, Nasser al-Bahri.

4. Saddam Hussein Menulis Novel Romantis
Di akhir tahun 2001, pejabat CIA menemukan novel di toko buku Arab, London, berjudul Zabibah and the King. Yang ditulis oleh S.Hussein.

Novel ini merupakan kiasan berdasarkan sejarah Irak..persamaannya kira-kira seperti film Transformers yang merupakan kiasan dari revolusi industri. Kebebasan yang direnggut, merupakan inti dari novel ini. Novel yang berlatar belakang Irak di masa lalu mengisahkan Raja yang adil jatuh hati kepada gadis desa Zabibah yang ternyata telah memiliki suami yang bersifat kejam. Dalam pengakuannya Zabibah mengutarakan,"Saya cinta kamu. Saya tidak mencintai suami saya. Saya hanya menikahi namanya saja."

Tetapi ketika Zabibah berangkat dari istana kembali ke rumahnya, ia diserang dan diperkosa oleh suaminya yang kejam. Berikut sepenggal kalimat dari novel tersebut:
"Perkosaan adalah kejahatan yang fatal, apakah itu seorang pria memperkosa wanita atau invasi tentara yang merampas tanah air dan hak."

Yap, wanita yang dimaksud adalah Irak, Raja yang adil adalah Saddam Hussien dan suami yang kejam adalah Amerika Serikat. Tapi ini mungkin sedikit tidak adil. Padahal kenyataannya Saddam didakwa atas genocida dan ia juga mendirikan patung dirinya setinggi 30 kaki di setiap alun-alun kota di Irak.

3. AL Capone Menulis Lagu Cinta
Ketika Anda mendengar nama ini, pikiran Anda membawa ke pengertian mafia atau gangster yang kejam dan ditakuti di eranya, seperti yang kita lihat dalam film.

Salah satu lagu yang ditulisnya (kabarnya masih ada lagu yang lain) berjudul "Madonna Mia" dan lagu ini benar-benar menyayat hati, tercipta untuk istri tercintanya. Benar-benar berbeda dengan gambaran aslinya sebagai bos mafia.

Tahukah Anda di mana ia menulis semua lagunya? Di penjara Alcatraz kawan dan itu hebat. Tempat yang penuh kekerasan seperti sodomi dan penusukkan, Al Capone malah duduk di selnya dan memainkan lagu balad romatik dengan banjo.

2. Joseph Stalin Menggambar Pria Telanjang
Ketika ia tidak sibuk mengirim orang-orang ke Gulag (tempat pembuangan bagi orang-orang yang dianggap melakukan sabotase, teroris atau pengkhianatan), Joseph Stalin bersantai dengan segelas minuman dingin di perapian..untuk menggambar dirinya sendiri dalam bentuk pornografi, dan jika itu belum cukup aneh, maka ia juga menulis komentar di bawah gambar tersebut, hanya karena ia berpikir itu lucu.

Tanda tangan di gambar telah resmi dinyatakan sebagai milik Stalin, tapi setelah menganalisa gambar-gambarnya, psikolog Rusia menyimpulkan bahwa "mereka tidak menemukan tanda-tanda homoseksualitas". Meskipun mereka mengakuinya setelah pernyataan itu bahwa "gambar-gambar ini tentu saja membuat Anda berpikiran seperti itu."

1. Kim Jong II dan Basketball
Pemain favoritnya adalah Michael Jordan. Bahkan ia punya rekaman pertandingan Jordan di setiap pertandingannya bersama Chicago Bulls dalam bentuk VHS. Ketika Sekretaris Negara Amerika Serikat Madeleine Albright mengunjungi Korea Utara di tahun 2000, ia memberikan bola basket bertanda tangan Michael Jordan kepada sang Presiden. Bola basket tersebut sekarang diletakkan di Museum of International Understanding, yang Kim Jong II bangun.

Saking terobsesinya dengan basket ia berambisi untuk mengubah Korea Utara menjadi rumah pembangkit basket nasional, dan secara rutin mengadakan seminar mengenai basket. Ia juga membangun lapangan basket di setiap istananya dan menerapkan peraturan ciptaannya sendiri.

Perbedaan peraturan dari permainan basket yang biasanya dengan versi Presiden Kim adalah pada sistem penilaian. 3 poin untuk dunk, 4 poin untuk tembakan tiga angka yang hanya menyentuh jaring, berkurang 1 poin jika gagal memasukan tembakan bebas, dan 8 poin untuk tembakan di tiga detik terakhir.

Bagaimana kalau Anda termasuk golongan orang-orang ini, masuk urutan ke berapa? Dan hoby anda apa? Hahahahaha......

Minggu, 27 Maret 2011

Kisah Bang Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI Jakarta sampai dua periode (1966-1977)

Ali Sadikin

Letnan Jenderal TNI KKO AL (Purn) H Ali Sadikin (Bang Ali) menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana karena dinilai berjasa luar biasa terhadap negara dan bangsa, khususnya mengembangkan Kota Jakarta sebagai Kota Metropolitan. Presiden Soekarno mengangkat putera bangsa kelahiran Sumedang, 7 Juli 1927 ini sebagai Gubernur Jakarta lantaran dianggap kopig alias keras kepala. Dia berhasil sebagai pemimpin justru karena pembawaannya yang keras itu.

Ia juga termasuk salah seorang penggagas pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, Pendiri Taman Ismail Marzuki, Taman Impian Jaya Ancol, Pekan Raya Jakarta, Gelanggang Mahasiswa, Gelanggang Remaja, Pusat Perfilman Usmar Ismail serta berbagai bangunan bersejarah seperti Museum Fatahillah, Museum Tekstil, Museum Keramik, Museum Wayang serta mengembalikan fungsi gedung-gedung bersejarah, seperti Gedung Juang 1945 dan Gedung Sumpah Pemuda.
Penyematan Bintang Penghargaan dilaksanakan pada Kamis pagi, 14 Agustus 2003 di Istana Negara. Peristiwa itu mengingatkannya pada peristiwa 37 tahun lalu. Tahun 1966, ia berdiri di depan Presiden Soekarno dalam upacara pelantikan Gubernur Jakarta. Kamis kemarin, ia berdiri di depan putri Bung Karno yang bernama Megawati Soekarnoputri dalam suatu upacara yang khidmat selama 20 menit untuk menerima Bintang Mahaputra Adipradana. Istana Negara adalah tempat yang tidak pernah diinjaknya setelah ia dijuluki oleh para pemimpin Orde Baru sebagai pembangkang.

Ia datang ke Istana Negara bersama istrinya, Linda Mangaan, dan putra bungsunya, Yasser Umarsyah.
Selama upacara berlangsung, Ali Sadikin disediakan kursi untuk duduk, tetapi ia tetap berdiri. Seusai upacara, Megawati mempertanyakan kesehatannya. Ali Sadikin mengatakan, kakinya tidak bisa tahan berdiri lama. Puluhan wartawan kemudian mengelilinginya. Sekali-sekali istrinya memberikan air putih. Suara Ali Sadikin di depan para wartawan masih lantang.

Bang Ali, demikian ia akrab disapa, tidak menyangka mendapat tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana. Ia mendapat informasi bahwa ia dinilai patut menjadi tokoh simbol bagai pembinaan budaya dan pariwisata. "Saya heran karena saya bukan budayawan. Tapi, katanya, saya berhasil membangun Jakarta sebagai kota budaya dan kota pariwisata," ujar pria kelahiran Sumedang tanggal 7 Juli 1927 itu.

 Gubernur Ali Sadikin (Kanan)

Gayanya memimpin Bang Ali dinilai cocok dengan kondisi Ibu Kota yang semrawut dan memerlukan kedisiplinan. Ternyata pilihan Soekarno tidak salah. Jenderal Angkatan Laut ini mampu menyulap Jakarta dari sekadar sebagai pusat pemerintahan menjadi pusat perdagangan sekaligus industri. 
Sikap keras orang Sumedang, Jawa Barat, ini bukan cuma ditujukan kepada aparatnya yang tidak berdisiplin. Ketika memimpin Jakarta selama 10 tahun, ia juga dikenal kuat dalam mempertahankan prinsip. "Sebagai gubernur, saya harus melindungi dan menyejahterakan rakyat. Itu prinsip saya," katanya.

Caranya? Inilah yang mengundang kontroversi. Ia membuat gebrakan dengan melegalisasi perjudian. Untuk mengisi pundi anggaran daerah, Ali juga nekat mengizinkan bar dan panti pijat. Yang penting baginya, ada dana untuk membuat mulus jalan-jalan di seluruh Jakarta. Kritik keras yang datang dari para ulama tidak didengarnya.

Soal ijin perjudian tidak terlepas dari minimnya anggaran Pemda dalam upaya membangun Jakarta. Pada saat pertama kali menjabat, Bang Ali membuat rencana program pembangunan Jakarta. Saat itu dibutuhkan uang banyak untuk melakukan pembangun demi kesejahteraan masyarakat. Sedangkan anggaran Jakarta yang tersedia hanya Rp 66 juta, sementara jumlah penduduk sekitar 3,4 juta jiwa. Padahal pemerintah kolonial Belanda dulu hanya menyiapkan kota ini untuk menampung 600 sampai 800 ribu orang. Lalu, ia mengumpulkan seluruh unsur pimpinan daerah dan menjelaskan bahwa Jakarta butuh duit sangat besar.

Bang Ali bertanya ke mereka, "Saudara-saudara ini dapat berapa, sih, penghasilan dari judi? Akan saya ganti, malah bisa lebih tinggi." Mereka tidak bisa melawan. Sebab, uang dapat, tanggung jawab juga lepas. Nah, waktu itu ada empat tempat judi yang dijaga tentara. Lalu staf saya langsung mengatur, semua duit dari judi langsung masuk ke rekening bank. Dari judi ini setahun dapat sekitar Rp 40 miliar.

Selain judi, Ali Sadikin juga membuka tempat hirusan dan melegalisasi pelacuran. Namun ia mengatakan upaya itu sebagai bagian dari melayani masyarakat. Karena itu, ia berani membuka judi, steam bath, dan klub-klub, terutama untuk orang asing. Kalau habis bekerja, mereka biasanya tak mau pulang dulu, tapi pergi ke klub untuk minum kopi, setelah itu baru pulang. Pembukaan klub-klub itu dilakukan untuk melayani masyarakat kelompok ini.

Sedangkan pelacuran, karena dulu setiap menjelang malam di Jakarta bertebaran "becak komplet". Maksudnya, di dalam ada pelacurnya. Si tukang becak itulah yang menjadi makelarnya. Daripada berkeliaran dan meresahkan warga Jakarta, maka dibuatlah lokalisasi di Kramat Tunggak. Dulu, tanah yang digunakan untuk tempat pelacuran itu sudah dibeli. Anehnya, kok sekarang masyarakat yang datang belakangan menuntut ganti rugi. Itu berarti arsip bukti aset-aset Pemda itu lenyap entah ke mana sekarang.
Ketika Sutiyoso berniat mengikuti langkah yang ditempuh Bang Ali, ternyata respon masyarakat berbeda. Banyak masyarakat yang menentang rencana Bang Yos. Menurut Bang Ali, situasi sekarang rakyatnya sudah lain. Sekarang kenyataannya sudah rusak akibat politik dan segala macam. Sehingga masyarakat makin tidak terkendali. DPRD dulu lain dengan sekarang. Sekarang juga ada LSM dan segala macam.

Wataknya yang keras masih tergambar pada kerutan-kerutan wajah Ali Sadikin, yang kini berusia 75 tahun. Kondisi fisiknya mulai lemah. Ia tidak bisa lagi berolahraga angkat besi, kegemarannya. Pendengarannya pun mulai menurun. Bahkan sekarang ia perlu memakai alat bantu dengar di telinga. Kata dokternya, berkurangnya fungsi pendengarannya berkaitan dengan penyakit ginjalnya.

Ali Sadikin memang baru saja dirawat di rumah sakit militer di Ghuang Zhou, Cina, selama tujuh bulan karena penyakit yang dideritanya. Ia bisa pulang setelah mendapat cangkokan ginjal, tapi berat tubuhnya berkurang 25 kilogram. Yang tidak pernah surut adalah semangatnya. Apalagi bila berbicara tentang Jakarta. Dia tak lelah menjelaskan dengan runtut dan detail berbagai program yang dijalankannya selama dua periode menjabat Gubernur Jakarta. Saat menerima tugas sebagai gubemur pada 1966, inflasi mencapai 600 persen. Sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan tempat ibadah jumlahnya tidak mencukupi untuk melayani masyarakat Jakarta. Sedangkan anggaran yang ada hanya Rp 66 juta.

Pada akhir masa jabatannya tahun 1977, dia meninggalkan uang di kas daerah sebesar Rp 89,5 miliar. Juga, jalan-jalan yang mulus, penambahan ratusan sarana pendidikan dan kesehatan, terminal bus, dan pasar. Ali Sadikin juga mewariskan sejumlah bangunan penting seperti Taman Ismail Marzuki bagi para seniman, dan sebuah gelanggang mahasiswa di daerah Kuningan.

Ketika disinggung ia memiliki andil dalam pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, Ali Sadikin meluruskan bahwa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berdiri karena gagasannya bersama dengan Ny Tien Soeharto (almarhumah). "Kalau tidak ada beliau, TMII tidak lengkap. Beliau bisa memerintahkan tiap provinsi membangun paviliun di tempat itu. Itu jasa Ibu Tien," katanya.
Sementara kawasan Ancol berasal dari gagasan Bung Karno, orang yang sangat dihormati dan disayangi. Taman Ismail Marzuki berdiri untuk mengenang Ismail Marzuki yang merupakan seniman dan pahlawan. Kebun Binatang adalah salah satu tempat konsentrasi pariwisata.

Sayang, ketika Kota Jakarta genap berusia 475 tahun, tepatnya pada 22 Juni lalu, sebagian besar gedung itu telantar atau berubah fungsi. Sebagian areal gelanggang mahasiswa tersebut disulap menjadi pertokoan. Harapan untuk menjadikan Pusat Perfiliman Usmar Ismail sebagai Hollywood-nya Indonesia pun tak terwujud.

Perubahan Jakarta saat ini membuatnya merasa dikhianati. Berbagai fasilitas untuk rakyat yang sudah dibangunnya ternyata tidak dipelihara, ada yang rusah, bahkan sebagian ditukar-guling (ruilslag). Menurut pandangannya, para penggantinya sebagai Gubernur Jakarta tidak ada yang menambah fasilitas untuk rakyat.
Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro di Jalan H.R.Rasuna Said yang dimaksudkan para mahasiswa mempunyai tempat untuk kumpul-kumpul, sekarang malah diganti menjadi pertokoan. Lalu gelanggang remaja di Bulungan malah disewakan untuk swasta. Gedung Perfilman Usmar Ismail di Kuningan yang diproyeksikan menjadi pusat film semacam Hollywood di Amerika Serikat, sekarang tanahnya di-ruilslag. Dulu di tiap kecamatan juga ada balai rakyat yang bisa dipakai untuk hajatan, olahraga, dan segala macam, tetapi sekarang entah ke mana.

Meskipun kecewa terhadap kinerja Gubernur Jakarta sesudahnya, Bang Ali tidak mau melakukan penilaian itu sebagai kesalahan pribadi. Sebab, kepemimpinan seorang gubernur itu ditunjang oleh perangkat dan aparat pemerintahan.

Nasib Sutiyoso saat ini dianggapnya hampir sama dengan waktu pertama ia menjadi gubernur tahun 1966. Tetapi keadaan sekarang bukan cuma ekonomi yang bangkrut. Semuanya hancur, termasuk juga moralnya. Dulu menurutnya, koruptornya masih bisa dihitung dengan jari. Sekarang, sudh membengkak berkali lipat.

Melihat kondisi saat ini, Bang Ali teringat ramalan Ronggowarsito. Sekarang ini sudah zaman edan. Kita tidak punya tokoh untuk dicontoh, karena semuanya edan. Di samping itu, aparat juga kurang tegas. Hal ini kemungkinan karena gaji pegawai negeri itu paling cukup untuk 10 hari. Padahal, pada zaman ia memimpin dulu, gaji anggota DPRD ditentukan setidaknya 80 persen dari gaji DPR pusat.

Menangani Ibu Kota menurutnya perlu penanganan serius dan berkelanjutan. Namun hal ini tidak berarti seorang gubernur harus menjabat hingga dua kali masa jabatan. Yang penting, menurutnya, harus ada program jangka panjang, misalnya untuk 20 tahun. Selain itu, pengganti gubernur yang menjabat itu nantinya tidak sok-sokan dengan terus menggagas idenya sendiri, seolah-olah ide gubernur lama itu salah dan hanya ia sendiri yang punya ide yang benar. Mereka harus meneruskan program itu. Membina kota itu bukan membina keluarga yang bisa beberapa tahun saja.
Di tingkat nasional pun sebetulnya juga harus ada program jangka panjang. Sehingga siapa pun yang jadi presiden mempunyai pegangan. Masalah yang ada sekarang ini adalah tidak adanya program jangka panjang berskala nasional. Program pembangunan jangka panjang praktis hancur setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi sejak tahun 1997. Perumusan program jangka panjang masih terus diupayakan dan masih menjadi wacana yang belum sampai pada solusi.

Dulu Bang Ali menjabat Gubernur DKI Jakarta sampai dua periode (1966-1977). Satu tahun pertama digunakan untuk menentukan dasar-dasar pembangunan. Baru pada tahun kedua bisa menjalankan visi, misi, dan program yang telah dibuat. Kebetulan pada sat itu dirinya tidak terbawa intensitas politik nasional, jadi bisa konsentrasi pada program. Tokoh-tokoh politik nasional sendiri saat itu perhatiannya sibuk menjatuhkan Soekarno dari kursi presiden.

Selama masa Orde Baru, Gubernur DKI kebanyakan berasal dari militer atau militer yang sudah pensiun. Hal ini dijelaskannya karena kekuasaan Orde Baru itu adalah kekuasaan tentara dan Golkar. Maka bukan hanya DKI saja melainkan banyak bupati dan gubemur di berbagai propinsi di Indonesia berasal dari tentara dan Golkar. Angkatan Darat pun menjadi alat kekuasaan. Tapi menurutnya itu bukanlah kesalahan institusi Angkatan Darat. Ini adalah masalah politik. Kesalahan ada pada mantan Presiden Soeharto.
Ia juga bertanya, siapa yang melakukan perebutan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru? Tapi, sekarang apa ada masyarakat yang menuntut Soeharto untuk diadili? Yang dituntut hanya korupsi yayasan. Padahal yang dituntut korupsi itu hanya sebesar Rp 1,2 triliun. Jumlah itu termasuk kecil jika dibandingkan dengan utang nasional yang mencapai ratusan triliun rupiah. Belum lagi utang swasta yang banyak sekali.

Sebagai ibukota yang dikelilingi kota-kota di sekitarnya, Pemerintah DKI perlu melakukan kerja sama dalam mengatasi masalah yang saling berkaitan dengan tetangganya. Masalah yang sering muncul di DKI adalah banjir kiriman dari Bogor. Jika DKI terjadi banjir, maka gubernur tidak bisa disalahkan begitu saja. Apalagi, banjir tersebut bukan karena tingginya curah hujan di Jakarta melainkan kiriman dari wilayah yang lebih tinggi dan menyalurkan air sungai ke Jakarta.

Pada zaman Belanda terdapat sekitar 200 waduk untuk menampung air yang letaknya di Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Sekarang sebagian besar sudah diuruk untuk pembangunan realestat oleh bupati-bupati di wilayah itu. Tidak lagi ada koordinasi antar pimpinan daerah.
Hal tersebut juga berlaku bagi penanganan masalah sampah. Tangerang dan Bekasi tidak mau menampung sampah dari Jakarta. Padahal hidupnya Bekasi karena pengaruh dan perkembangan Jakarta. Adanya pabrik segala macam itu karena Jakarta telah penuh dengan pembangunan, maka terus merembet ke sana. Anggaran pendapatan di Bogor, Bekasi dan Tangerang sangat besar, melampaui kota-kota lain. Itu pun karena terimbas perekonomian di Jakarta. Kalau malam hari orang Jakarta tinggal di sana dan membayar pajak tanah dan rumah untuk ketiga daerah itu.

Solusinya, antara Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) itu harusnya dibuat sebuah lembaga tersendiri, dipimpin oleh seorang yang mungkin setingkat menteri. Tugasnya menyelamatkan lingkungan kehidupan. Dulu waktu Bang Ali memimpin Jakarta sudah dicoba dilembagakan, tapi baru tahap semacam kantor perwakilan di Jakarta.
 Pidato Bang Ali Sadikin



Sebagai mantan perwira tinggi marinir, Ali Sadikin mengaku cukup prihatin dengan kemampuan dan kondisi Tentara Nasional Indonesia saat ini. Asrama tempat tinggal prajurit amat parah. Sementara sumbangan dari Presiden Megawati untuk asrama dipersoalkan. Ia menanyakan, apa sih sebenarnya maunya DPR itu. Bukan cuma kesejahteraan tentara yang turun, peralatan TNI pun sekarang kurang sekali. Kemampuan TNI sekarang sudah tertinggal dari Singapura dan Malaysia. “Apakah kita tidak malu?” tanyanya.

Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana diperolehnya bukan karena ia sering bertemu Megawati. Justru ia terakhir kali bertemu Mega ketika masih menjadi wakil presiden. Sedangkan pertemuan dengan suami Mega, Taufiq Kiemas, terjadi ketika Taufik datang menjenguknya. Kesempatan itu digunakan untuk membicarakan nasib tahanan politik dari Angkatan Laut yang jumlahnya sekitar 300 orang. Sebagai ketua tim advokasi tahanan politik Angkatan Laut, Ali minta nama mereka direhabilitasi, karena mereka ditahan belasan tahun tanpa diadili.
Hasil pembicaraan itu dianggapnya ada kemajuan. Ada beberapa nama yang berhasil direhabilitasi, tetapi belum semuanya. Mereka itu, menurutnya, bukan PKI. “Tetapi ada pengkhianatan dan dibikin-bikin dan memang ada perintah dari atasan saat itu agar dihabiskan sejumlah orang sekian banyak. Ini yang saya perhatikan. Saya tidak ingin membawa dosa kalau saya mati. Ini kalau tidak diselesaikan, akan sampai ke anak cucu. Ini suatu kejahatan yang bukan main," demikian pidato tidak resmi Bang Ali.

Ia juga berbicara tentang nasib nama Bung Karno yang namanya belum dipulihkan karena ada beberapa Ketetapan MPRS XXXIII Tahun 1967 yang tidak dicabut. "Seperti nasib Bung Karno sekarang, DPR lepas tangan. Katanya ini enmalig, apa itu enmalig. Padahal, dalam Ketetapan MPRS dikatakan pemerintah harus menyelesaikan secara hukum.”

Menilai kehidupan saat ini yang dianggap mulai stabil, Bang Ali justru mempertanyakannya. “Apanya yang stabil? Hidup rakyat itu bukan semata-mata politik, tapi ekonominya. Dolar turun, tetapi harga kok naik terus. Orang saling bunuh, perampokan segala macam, itu karena mereka lapar.”
Untuk itu, ia meminta pemerintah lebih memperhatikan persoalan rakyat di bawah. "Sekarang berat. Negaranya dalam keadaan susah. Para politikus bertengkar terus, tidak memikirkan rakyat. Nafsunya untuk mendapatkan kekayaan begitu hebat. Lihat pegawai negeri ABRI itu (maksudnya TNI sekarang-Red), gajinya berapa? Mungkin hanya cukup untuk makan lima hari, seperti kalian wartawan. Sementara itu, beberapa orang lainnya mendapatkan penghasilan puluhan juta," ujarnya.

Bagaimana hubungan Bang Ali dengan keluarga Bung Kamo? Dengan bangga Bang Ali menanyakan, siapa yang membangun rumah untuk Megawati, Guruh, atau Sukmawati? Ia juga menjawab pertanyaan itu bahwa Pemda DKI lah yang membuat rumah mereka di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Juga izin pemilikan pompa bensin. Semua itu dilakukan ketika ia masih menjabat Gubernur DKI. Guruh Soekarnoputra pun mendapat bagian. Pemberian itu dimaksudkan sebagai bekal hidup anak mantan presiden. Ia pun membandingkan dengan anak mantan Presiden Soeharto yang sekarang punya ratusan perusahaan.
Meskipun pada waktu Presiden Soeharto berkuasa ia pernah dicekal, namun hal itu tak jadi halangan untuk menjalin tali silaturahmi. Misalnya, lebaran tahun 2001 ia datang ke rumahnya. Pada saat itu ada Ali Alatas (bekas Menteri Luar Negeri). Karena waktu itu Pak Harto sudah tidak bisa bicara, jadinya dua Ali yang ngobrol (Ali Sadikin dan Ali Alatas). Setelah itu mereka makan hidangan Lebaran.

Pencekalan itu ternyata tidak membuatnya sakit hati. Ia ikhlas, malah mengaku untung dicekal. Karena pencekalan itu anak, istri, dan dirinya sendiri tidak bisa ke luar negeri, malah bisa menghemat. Selama hidupnya, ia belum pernah bersama anak-anak rekreasi ke luar negeri. Di dalam negeri pun hanya sekali, itu pun ke Bali.
Pengalaman, ketokohan, dan kematangannya sebenarnya merupakan modal besar baginya untuk dapat mendirikan salah satu partai politik atau bergabung dengan partai politik yang sudah ada. Namun, ia tidak mau melakukan itu. Tawaran dari partai politik tidak hanya satu tapi beberapa kali datang dari partai berbeda. Namun ia menolak itu semua dengan alasan ingin mandiri.

Lain parpol lain pula dengan Petisi 50, forum diskusi kritis yang dibidaninya tahun 1980 yang menyebabkannya dicekal pemerintahan Orde Baru. Sebagai pendiri Petisi 50, Bang Ali berminat mengadakan diskusi lagi. Menurutnya, misi Petisi 50 adalah mengajarkan demokrasi yang sebenarnya yaitu untuk memperbaiki nasib bangsa. Bukan untuk jadi presiden.
Ketika ditanyakan, siapa kira-kira yang pantas menjadi presiden setelah Pemilu 2004, dengan lugas ia menjawab, “Nurcholish Madjid (sambil mengacungkan jempol).” Menurutnya, sosok Cak Nur adalah yang terbersih dan paling memiliki harapan untuk perbaikan masa depan bangsa di antara calon presiden lainnya. Bang Ali memandang positif ketika Cak Nur mengeluarkan pernyataan pembubarkan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Karena kenyataannya yang korupsi banyak orang HMI.

Sejak tahun 1959 hingga 1977, Ali Sadikin memegang beberapa jabatan seperti Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan, dan terakhir Gubernur Jakarta selama 11 tahun.

Setelah tahun 1977, namanya menjadi populer karena menjadi tokoh Petisi 50 yang menentang secara terbuka pemerintahan rezim Soeharto. Ia dicekal, tetapi tidak pernah dipenjara atau diajukan ke pengadilan.

Selama empat tahun terakhir ini ia tidak banyak melakukan kegiatan fisik, termasuk menghindari datang ke resepsi-resepsi atau ceramah-ceramah. "Ini perintah dokter dan saya berdisiplin terhadap menu makanan. Untuk datang ke acara seperti di istana ini, sebenarnya saya juga tidak diperbolehkan. Maka sebaiknya saya tidak diundang lagi ke sini," ujarnya.
Kegiatan terakhir yang banyak dilakukan adalah mengkliping koran dan menggarisi kalimat-kalimat di artikel koran dengan stabilo. Sampai kini setiap pagi ia masih terus membaca paling tidak 30 koran.

Akan tetapi, kegembiraan yang dimiliki Ali Sadikin ialah kebersamaannya setiap saat dengan putra bungsunya, yaitu Yasser Umarsyah Sadikin, ini hadiah dari Tuhan yang tiada taranya.

 Jenazah Ali Sadikin

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, yang akrab dipanggil dengan Bang Ali, meninggal dunia dalam usia 82 tahun, Selasa 20 Mei 2008 pukul 17.30 WIB di RS Gleneagles, Singapura. Letnan Jenderal TNI KKO-AL (Purn), itu meninggal setelah dirawat selama sebulan di RS Gleneagles.

Selamat tinggal Pak, semoga Arwah Beliau dapat diterima disisi Allah SWT.

Sabtu, 26 Maret 2011

Kisah Pak Hoegeng Imam Santoso (eks-Kapolri) era 1968-1971

Hoegeng lahir di Pekalongan 14 Oktober 1921.
Nama pemberian ayahnya adalah Iman Santoso. Waktu kecil dia sering dipanggil bugel (gemuk), lama kelamaan menjadi bugeng, dan akhirnya berubah jadi hugeng. Setelah dewasa bahkan sampai tua, dia tetap kurus.

Polisi yang tegak berprinsip

Ayahnya adalah seorang jaksa. Setelah sekolah di HIS dan MULO Pekalongan dia belajar di AMS A Yogya, bagian Klasik Barat. Soedarpo Sastrosatomo (pengusaha perkapalan Samoedera Indonesia), yang ketika itu pelajar AMS B Yogya, bercerita tentang sebuah rumah kos di Ngupasan. Di sana tinggal beberapa anak liar (wilde jongens), seperti Imam Pamoedjo dan Hoegeng. Mereka membentuk sebuah band Hawaian. 
 Dengan musik Hawaian, Hoegeng bermain di Sositet, di Radio Mataram, di NIROM, untuk mendapat tambahan karena ayahnya hanya mengirimkan 7,50 gulden per bulan.

 SETAMAT AMS A, Hoegeng menjadi mahasiswa Sekolah Hukum Tinggi (Rachts Hoge School/RHS) Batavia. Dalam perkumpulan mahasiswa USI (Unitas Studiorum Indonesiensis), dia berkenalan baik dengan sesama mahasiswa, Soebadio Sastrosatomo, Hamid Algadri, Chaerul Saleh, Soedjatmoko, Soedarpo Sastrosatomo, dan Subandrio. Karena perang pecah, studi Hoegeng terkapar. Di zaman pendudukan Jepang, dia masuk Sekolah Polisi Sukabumi dan setelah Republik Indonesia berdiri dia terus berkutat di dunia kepolisian. Bulan Februari 1947, sebagai Pemimpin Redaksi Siasat.

Karier Hoegeng berkembang. Dia dikirim belajar ke Amerika Serikat, ditugaskan di Jawa Timur, tahun 1956 diangkat sebagai Kepala Reserse dan Kriminal Sumatera Utara di Medan yang “kesohor” sebagai tempat pedagang Tionghoa punya hobi menyuap pejabat-pejabat. Namun Hoegeng tidak bisa disuap, seorang pejabat baru kepolisian bikin geger. Seorang Kepala Reskrim baru pindahan dari Jawa Timur, menolak keras hadiah dari para cukong. Padahal nilainya menggiurkan. Perabotan luks dikirim ke kediaman Reskrim baru tersebut. Kota itu memang marak dengan kisah para cukong penyelundupan yang makmur juga tebaran lapak judi dimana-mana. Kiriman itu bahkan dibuangnya di pinggir jalan. Kita pada akhirnya mencatat, siapa sosok nekad tersebut. Namanya Hoegeng Imam Santoso. Kelak nama itu kita kenang sebagai tonggak kejujuran yang sederhana. Berbanggalah Kepolisian Republik ini, mempunyai tokoh komplet seperti Pak Hoegeng. Kiriman sogok itulah yang dimaksudkan untuk membungkam aparat. Tapi kali ini meleset, si aparat baru meradang karena di sogok. Di tengah dunia judi, smokkel, korupsi, dan rayuan wanita cantik, dia kokoh sebagai polisi yang jujur dan lurus, an honest and straight cop.

Bahkan saking sederhananya. Lepas dari Medan, Pak Hoegeng kembali ke Jakarta. Karena belum dapat rumah tinggal, dia menumpang di garasi mertuanya di daerah Menteng. Padahal dia bekas Kepala Reskrim. Teramat langka memang sikap hidup seperti Pak Hoegeng. Beragam tugas pernah diemban, bapak yang dikarunia tiga anak tersebut diluar dari tugasnya sebagai polisi.

PADA awal 1960 Hoegeng diangkat sebagai Kepala Direktorat Reskrim Mabes Polisi, tetapi dibatalkan, lalu ditarik ke Mabak. Mengapa sampai begitu? Hoegeng bercerita pembatalan itu karena ada yang melaporkan kepada Bung Karno (BK) bahwa Hoegeng anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI). Lalu dia menemui BK di Istana untuk menjernihkan persoalan. BK bilang, “Tapi kamu kan kenal Soedjatmoko, Soebadio Sastrosatomo, PSI toh?” “Lha, iya kenal, wong kita satu sekolah kok, AMS A Yogya dan RHS. Tapi saya tak masuk PSI kok, boleh periksa.” BK menatap saya, lalu ketawa. “Beres, beres kalau begitu,” kata BK. Hoegeng diangkat sebagai Kepala Jawatan Imigrasi dan dalam Kabinet Seratus Menteri sebagai Menteri Negara Urusan Iuran.

Tahun 1968 Presiden Soeharto mengangkat Hoegeng sebagai Kepala Polri menggantikan Soetjipto Yudodihardjo. Masa itu kasus penyelundupan merajalela. Yang terkenal ialah kasus penyelundupan mobil mewah yang didalangi Robby Tjahyadi atau Sie Tjie It. Tahun 1969 penyelundupan tersebut dideteksi polisi. September 1971 Hoegeng mengumumkan kepada masyarakat tentang usahanya yang berhasil membekuk penyelundupan mobil mewah lewat Pelabuhan Tanjung Priok.

Hoegeng bukannya diberi pujian, melainkan beberapa hari kemudian dia dipecat sebagai Kepala Polri. Sebelum itu Hoegeng mendapat tawaran untuk menjabat sebagai Duta Besar di Belgia melalui Menhankam Jenderal M Panggabean. Hoegeng masih dipanggil Soeharto. “Lho bagaimana, Mas, mengenai soal Dubes itu?” tanya Soeharto. “Saya tak bersedia jadi dubes, Pak,” jawab saya. “Tapi, tugas apa pun di Indonesia, akan saya terima.” Presiden bilang, “Di Indonesia tak ada lagi lowongan, Mas Hoegeng.” Maka saya pun langsung nyeletuk, “Kalau begitu, saya keluar saja.” Mendengar itu ia diam. Saya juga diam. Mau ngomong apa lagi? Setelah kurang lebih setengah jam pertemuan, saya pun pamit, kata Hoegeng.

Ketika Rapat Pimpinan ABRI di Pekanbaru, 27 Maret 1980, Presiden Soeharto yang berbicara tanpa teks yang telah disiapkan mengatakan, ABRI harus memilih sebagai mitranya mereka yang membela Pancasila dan UUD 1945. Tiga minggu kemudian pada HUT Kopassandha, beberapa orang sipil seperti Mohammad Natsir, Burhanuddin Harahap, dan Syafruddin Prawiranegara berkumpul untuk menyusun sebuah petisi yang disampaikan kepada DPR, 13 Mei 1980. Lahirlah Petisi 50 yang mengkritik Soeharto karena menafsirkan Pancasila begitu sempit dan mempromosikan kerja sama ABRI dengan Golkar, sedangkan seharusnya ABRI ada di atas semua partai. Petisi 50 menimbulkan amarah Soeharto. Orang yang dicap sebagai Petisi 50 menjadi non-person, dipencilkan dari arus pergaulan sosial. Mulai dari Mei 1980 itulah Pak Hoegeng bergabung dalam kelompok petisi lima puluh. Sebuah kelompok yang menyuarakan keprihatinan terhadap tindak-tanduk penyelenggaraan kekuasaan negara saat itu. Dalam kelompok tersebut memang bergabung beberapa pensiunan pejabat polisi dan militer, disamping tokoh-tokoh sipil lainnya. Seperti Letjen Marinir (Purn) Ali Sadikin dan HR. Darsono, Mantan Pangdam Siliwangi.

Pak Hoegeng, yang tadinya ikut dalam band Hawaian Seniors yang biasa bermain di TVRI dan Radio Elshinta dan digemari publik, gara-gara menandatangani Petisi 50 harus menghentikan siaran. Ucapannya pada akhir siaran Aloha tidak terdengar lagi. Lagu-lagu yang didendangkan, seperti Hawaii Calls, On The Beach of Waikiki, I’m in The Mood for Love, menjadi sunyi senyap. Pria yg pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian. Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yg kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki.



 Jakarta 14 Juli 2004

Tanggal 14 Juli 2004 pukul 00.30, mantan Kepala Polri itu meninggal dunia akibat stroke. Dirinya ingin dimakamkan di pemakaman biasa. Pada akhirnya, TPU Giritama, Desa Tonjong, Bojong Gede, Bogor, dipilih sebagai tempat peristirahatannya terakhir. Sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Jenderal ringkih menyatu dengan tanah. Sudah habis tugas kesejarahannya. Yang tertinggal mungkin cuma jejak. Mudahan-mudahan ingatan bangsa tidak dikalahkan lupa, bahwa bangsa ini pernah memiliki polisi yang tahu arti kejujuran. Hoegeng Iman Santoso akan dikenang terus sebagai putra Indonesia yang turut berjuang untuk Indonesia Merdeka, manusia yang jujur, adil, setia pada prinsip etik yang dianutnya. Semoga Tuhan menerima arwah Mas Hoegeng di sisi-Nya. Amiiiinnnnnnn........

Kamis, 24 Maret 2011

Posisi Bercinta Kesukaan Cewek

Ternyata berpengaruh terhadap kepuasan kaum wanita. Mereka memiliki posisi bercinta favorit karena lebih nyaman dan berpeluang besar mengantarkan orgasme. Mau tahu posisi seks favorit mereka? Simak saja pada ilustrasi-ilustrasi di bawah ini :








Semoga bermanfaat untuk anda pengunjung blog ini bagi yang sudah mempunyai pasangan resmi atas Agama masing-masing dan undang-undang...

Jumat, 18 Maret 2011

Terdapat 10 Manfaat Air Putih

Air dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu pencernaan dan mengeluarkan racun. Namun, tahukah Anda, ternyata banyak manfaat yang direguk dari air putih, selain nikmatnya kesegaran.

Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah. berikut 10 manfaat air putih yang mungkin dapat kita jadikan acuan saat akan mengkonsumsi minuman di luar dari air putih.

1. Memperlancar Sistem Pencernaan
Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.

2. Air Putih Membantu Memperlambat Tumbuhnya Zat-Zat Penyebab Kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air putih akan membuat tubuh lebih berenergi.

3. Perawatan Kecantikan
Bila kurang minum air putih, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh pun harus benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum air putih 8 - 10 gelas sehari.

4. Untuk Kesuburan
Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita.
Menurut basil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus.

Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak. Nah, buat yang malas mandi pagi atau bahkan malas mandi harus mulai dirubah tuh kebiasaannya…

5. Menyehatkan Jantung
Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran papas, usus, dan penyakit kewanitaan. Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih.

6. Sebagai Obat Stroke
Air panas tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.

Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran. Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.

7. Efek Relaksasi
Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.

Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam. Nah, jika memilik shower di rumah cobalah mandi dan nikmati hasilnya. Konon, shower juga menghasilkan ion negatif.

8. Menguruskan Badan
Air putih juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin. Mau kurus?, minum air putih saja.

9. Tubuh Lebih Bugar
Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.

10. Penyeimbang tubuh .
Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 - 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.

Nah, air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 - 400 g/hari, kandungan aimya sekitar 60 - 90 % bobot tinja atau sekitar 50 - 60 ml air sehari.

Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara di sekitarnya.

Tubuh akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan kita tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut. Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22 %! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

Asal tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat!

Jika berada di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi. Banyak minum juga akan membantu kulit tidak cepat kering. Di ruang yang suhunya tidak tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk menyeimbangkan suhu.
(sumber :www.rileks.com )

Saya

Foto saya
Megono, Jateng, Indonesia
Kasih Sayang dan Cinta Itu Telah Mengubah Sikapnya untuk berbuat yang baik